Disusun
Oleh
FARRAH MEUTIA
Jurusan :
TARBIYAH
Prodi : PBI
ZAWIYAH
COT KALA LANGSA
2013 / 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan
demikian, dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat
biasa, maupun bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu
terjadi. Di Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad
ke-13 M sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu
Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir
dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku
dimulai kira-kira tahun 1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran
Islam melalui perdagangan, dakwah, dan perkawinan.Sulawesi, terutama bagian
selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang muslim yang
kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16 di daerah
Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Pola
perkembangan dakwah pada awal kemerdekaan.
2.
Pola perkembangan dakwah pada masa kemrdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Jauh sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat
Nusantara telah memeluk agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling
menghormati, dan tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing. Semula
bangsa asing seperti Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk
berdagang, tetapi dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi
keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan
jajahannya. Portugis berhasil meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai
Bandar Malaka di tahun 1511 sehingga akhirnya mereka dapat masuk ke Maluku,
Ternate dan Tidore.
Portugis juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di
daerah lainnya seperti Demak. Pada tahun 1527 M, Demak di bawah pimpinan
Fatahillah berhasil menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi
pelabuhan yang ramai menggantikan Bandar Malaka.
Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari
pesantren menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang
menjadi pengayom masyarakat. Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak
memahami niat para ulama untuk mempertahankan Indonesia dari cengkeraman
penjajah secara perlahan bersatu padu untuk mempertahankan Nusantara dari
ekspansi Belanda.
Contoh perlawanan yang dilakukan
oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1. Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi (1821-1837) di Sumatera Barat.
2. Pangeran Diponegoro (1815-1838) melalui Perang Diponegoro di Jawa Tengah.
3. Perang Aceh (1873-1904) di bawah pimpinan Panglima Pilom, Teuku Cik Ditiro,
Teuku Umar, dan Cut Nyak Din.
A.
Awal
Kemerdekaan
Setelah berhasil menghancurkan kekuatan penjajahan Belanda dan Jepang, maka terbukalah peluang bangsa
Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan, yaitu pada tanggal
17 Agustus 1945. Namun perjalanan bangsa ini untuk
selanjutnya masih panjang. Khsusu bagi perjuangan kaum muslimin tidak berhenti
sampai disini,akan tetapi banyak sekali yang harus di perjuangkan dalam
menegakkan Islam,dan melakukan ini tidaklah mudah,banyak rintangan dan halangan
yang harus dihadapi.
Degan adanya prolakmasi kemerdekaan, pada tanggal 22 Oktober 1945, NU
mengelurkan resolusasi jihad untuk mempertahankan tanah,air, bangsa dan
agama.resolusasi itu berisikan permohonan kepada pemerintah RI supaya
menentukan sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha
yang membahayakan kemerdekaan agama dan Negara Indonesia, teutama pada pihak
belanda dan kaki tangannya.dan supaya memerintakan kepada ummat Islam untuk
melanjutkan perjuangan fisabililah dalam tegaknya RI merdeka dan agama Islam.
Pasca kemerdekaan Indonesia justru terpuruk, antara tahun (1959-1965) yang
mana masa itu adlah masa orde lama dimana presiden soekarno mencanangkan
pemerintahan berbentuk demokrasi terpimpin. Dalam artian seluruh kekuasaan
berada dalam keputusan presiden.para pemimpin nasional seperti Mochtar Lubus, Mr.
Assaat. K.H. Ansori DLL. Yang bersikap kritis terhadap politik demokrasi
terpimpin, di tangkap dan di penjarakan tanpa proses pengadilan.puncak dari
masa kegelapan ini adalah pecahnya pemberontakan g. 30 s. PKI.
Sesudah pemberontakan dapat di hancurkan datanglah zaman baru yang membawa
banyak harapan. Yaitu orde baru yang bertekad melaksanakan pancasila dan uud
1945 secara murni dan konsekuen. Pada masa inilah para pemimin bangsa yang di
penjarakan masa rezim lama di bebaskan. Dan inilah masa baru bagi agama Islam
di Indonesia, di mana para pemimpin nasional Islami seperti mohammad natsir dan
prawoto mangkusasmito yang dulunya berpangku tangan mulai ikut aktif merancang
gagasan untuk berpartisipasi penuh di pemerintahan orde baru tersebut.
Awal perjalanan dakwah dua tokoh nasionalis Islami ini adalah memintah pada
pemerintahan orde lama untuk merehabilitasi partai politik masyumi yang telah
secara paksa di bubarkan oleh peerintahan orde lama. Tapi atas pertimbangan
beberapa pihak partai politik ini tetap di bubarkan. Keputusan ini tidak
membuat tokoh-tokoh nasionalis Islam berputus harapan.bagi mereka aktivitas
hidup ini hanya untuk beribadah dan berdakwah untuk mencapai keridhoan illahi.
Dan berkecimpung di lapangan politik merupakan bagian dari ibadah dan dakwah.
Maka ketika mereka tidak lagi dapat kesempatan dalam dunia politik jalan ibadah
dan dakwah yang lain masih terbuka sangat lebar. Dalam kata-kata pak natsi dulu
“dulu berdakwah melalui jalur politik, sekarang berpolitik melalui jalur
dakwah”.
Pada tanggal 26 februari 1967 atas undangan pengurus masjid AL Munawwarah
Kampung Bali Jakarta Pusat. Para ulama’ dan zuama’ berkumpul musyawarah,
membahas, dan menilai beberapa masalah terutama dengan usaha pembangunan
umat. Dan usaha mempertahankan aqidah yang ada dalam kesimpangsiuran kekuatan
yang ada dalam masyarakat. Musyawarah menyimpulkan dua hal sebagai berikut:
1.
Meyatakan syukur atas hasil yang di
capai dalam usaha-usaha dakwah yang secara terus menerus di lakukan oleh
beberapa kalangan umat.
2.
Memandang perlu untuk meningkatkan
hasil dakwah hingga taraf yang lebih tinggi.
B.
Masa Orde
Lama
Masa orde lama (1959-1965) tercatat
sebagai masa paling gelap dalam sejarah kehidupan kebangsaan indonesia.
persiden sukarno mencanangkan konsepsi presiden yang secara operarional
terwujud dalam bentuk demokrasi terpimpin. demokrasi terpimpin memusatkan seluruh
kekuasaan ditangan Presiden. para pemimpin nasional Mochtar Lubus, k.h. Isa
Anshari, Mr. Assaat, Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Boerhanoeddin Harahap, S.H.,
M. Yunan Nasution, Buya Hamka, Mr, Kasman Singodimedjo dan K.H E.Z. Muttaqin
yang bersikap kritis terhadap politik demokrasi terpimpin, ditangkap dan
dipenjarakan tanpa proses pengadilan. puncak dari masa penuh kegelapan itu
ialah pecahnya peberontakan berdarah G.30.s/PKI.
Sudah seluruh kekuatan bangsa yang
antikomunis bangkit menghancurkan pemberontakan tersebut, datanglah zaman baru
yang membawa banyak harapan. yaitu era orde baru yang bertekad melaksanakan
pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuen. pada masa inilah, para
pemimpin bangsa yang di penjarakan oleh rezim orde lama, dibebaskan.
Para pemimpin nasionalis Islam yang
pada dasarnya tidak dapat duduk berpangku tangan, seperti Mohammad Natsir dan Prawoto
Mangkusasmito mulai merancang gagasan untuk berpartisipasi penuh mendukung
pemerintahan Orde Bari. Pada mulanya mereka mengharapkan pemerintah bersedia
merehabilitasi partai politik masyumi yang dipaksa membubarkan diri oleh Presiden
Sukarno. Musyawarah nasional III persatuan sarjana hukum Indonesia (persahi)
menyatakan: “bahwa pembubaran masyumi, partai sosialis indonesia (psi) dan
kesatuan aksi mahasiswa indonesia (kami), yuridis formal tidak syah, dan
yuridis material tidak beralasan”. namun, pembubaran masyumi, ternyata
bukanlah masalah hukum semata-mata. pembubaran tersebut adalah masalah politik.
oleh karena itu ketika permintaan tersebut. oleh berbagai pertimbangan tidak
dapat dipenuhi pemerintah, tokoh-tokoh nasionalis Islami itu tidak ngotot, juga
tidak berputus harapan
Bagi mereka, aktivitas hidup ini
semata-mata dalam rangka beribadah dan berdakwah untuk meraih keridhaan ilahi,
kerceimpung di lapangna politik,bagi mereka merupakan bagian dari ibadah dan
dakwah. Maka ketika mereka tidak lagi mendapat kesempatan untuk berkiprah di
lapangan politik, jalan ibadah dan dakwah dalam bentuk lain masih terbuka
sangat lebar. dalam kata-kata pak natsir, dulu berdakwah lewat jalur politik,
sekarang berpolitik melalui jalur dakwah.
Demikianlah maka pada 26 Februari 1967,
atas undangan pengurus masjid Al-Munawarah,Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta
Pusat, para alim ulama dan zu’ama berkumpul untuk bermusyawarah, membahasa,
meneliti, dan menilai beberapa masalah, terutama yang rapat hubungannya dengan
usaha pembangunan umat, juga tentang usaha mempertahankan aqidah didalam
kesimpangsiuran kekuatan-keuatan yang ada dalam masyarakat.
Musyawarah menyimpulkan dua hal
sebagai berikut: menyatakan rasa syukur atas hasil dan kemajuan yang telah
dicapai hingga kini dalam usaha-usaha dakwah yang secara terus menerus
dilakukan oleh beerbagai kalangan umat, yakni para alim ulama dan para
muballiqh secara pribadi, serta atas usaha-usaha yang telah dicapai dalam
rangka organisasi dakwah. Memandang perlu (urgent) lebih ditingkatkan
hasil dakwah hingga taraf yang lebih tinggi sehingga tercipta suatu keselarasan
antara banyaknya tenaga lahir yang dikerahkan dan banyak tenaga batin yang dicurahkan
dalam rangka dakwah tersebut.
Dalam menampung masalah-masalah
tersebut, yang mengandung cakupan yang cukup luas dan sifat yang cukup
kompleks, maka musyawarah alim ulama itu memandang perlu membentuk suatu wadah
yang kemudian dijelmakan dalam sebuah yayasan yang diberi nama dewan
dakwah Islamiyah indonesia disingkat dewan dakwah. pengurus
pusat yayasan ini berkedudukan di ibu kota negara, dan dimungkinkan memiliki
perwakilan di tiap-tiap ibu kota daerah tingkat serta pembantu perwakilan di
tiap-tiap daerah tingkat ii seluruh indonesia.
Dimana perlu dan dalam keadaan
mengizinkan, dewan dakwah dapat tampil mengisi kekosongan, antara lain
menciptakan suatu usaha berbentuk atau bersifat dakwah, usaha mana sebelumnya
belum pernah diadakan, seperti mengadakan pilot projek dalam bidang dakwah.
Faktor eksternal, utamanya oleh
perekayasaan sosial dan politik dari pihak penguasa. Kecendrungan erosi
fungsional dan mengakarnya sifat ketergantungan serta “hanyut mengikuti arus”
lebih menonjol. Bisa jadi karena perekayasaan politik datang dari luar.
Perekayasaan politik oleh pihak yang selalu berupaya melumpuhkan peranan
politik rakyat dan umat Islam khususnya, terasa amat efektif berlaku sejak awal
dasawarsa 1960-an. Kenyataannya tampak pada, proses pembangunan sangat
berorientasi pada aspek ekonomi dan sangat pragmatik. Langsung maupun tidak
langsung, keadaan ini berpengaruh pada proses pengumpulan pandangan ideologis
masyarakat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di
simpulkan bahwa dakwah pada masa penjajahan sampai kemerdekaan di lakukan oleh
para ulama’ melalui jalur pemerintahan. Para ulama’ memanfaatkan kedudukan yang
mereka miliki untuk berdakwah menyebarluaskan ajaran agama Islam di Indonesia
khususnya. Masa orde lama (1959-1965) tercatat
sebagai masa paling gelap dalam sejarah kehidupan kebangsaan indonesia.
persiden sukarno mencanangkan konsepsi presiden yang secara operarional
terwujud dalam bentuk demokrasi terpimpin. demokrasi terpimpin memusatkan
seluruh kekuasaan ditangan presiden. Kepatuhan politik umat kepada penguasa
bersifat relatif dan kondisional, maksudnya adalah satu kondisi umat berhak
patuh dan berhak pula tidak patuh kepada penguasa. Pada kondisi lain umat
berhak patuh sepanjang penguasa melaksanakan politik umat yang terdiri dari
tegaknya kebenaran, terciptanya keadilan. Meratanya kesejahtraan dan kemakmuran
umat, serta terwujudnya kehidupan politik bangsa yang demokratis
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat
pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya,
penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
M.Yahya Harun, Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia, Kurnia Kalam Semesta, Jakarta, 1999
Ma’ruf Misbah Dan ja’far Sanusi, Sejarah Kebudayaan Islam,Semarang,1997
Bakhtiar Efendi, Islam Dan Negara, Paradigma, Jakarta, 1998
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo, Persada , Jakarta,1997
Find the Best Casino In the World - Dr.MD
BalasHapusLooking 오산 출장샵 for a casino in the US? 남양주 출장안마 Dr.MD is a 여수 출장샵 travel and travel resource that helps you find the best and most 파주 출장안마 suitable casino resort 의정부 출장마사지 for you in the